Ketika kesibukan mulai kalahkan segalanya.
Lihat, tombol hijau di telepon genggam yang sering kau bawa itu mulai berdebu
Jarak yang telah jauh terasa makin menjauh.
Memilih menunggu dibanding berbuat
Padahal, yang ditunggu belum tentu kuat
Ketika doa dirasa tak lagi mencapainya
Padahal hanya itu satu-satunya jalan.
Salah, doa itu sampai padanya
Masalahnya, apakah aku berdoa?
Ketika ingin kembali tak lagi tertahan
Meskipun semua menghalang
Rasa ingin cepat selesai pun ada
Padahal belum tentu bisa
Ketika kenyataan tak sesuai ekspektasi
Tak tahu harus marah pada siapa
Tak mungkin, kan, aku marah pada Yang Diatas?
Tak mungkin, kan, aku marah pada yang seharusnya ada?
Tak mungkin, kan, aku marah pada dirinya?
Ingin rasanya menyalahkan diri sendiri
Tapi, aku salah apa?
Ketika sebatas suara tak lagi memuaskan
dan ekspektasi tambahan bermunculan
Ya Tuhan, kenapa jauh sekali?
Dimana pintu doraemon?
Bagaimana kabarmu, Ma?
Tak tega diriku meninggalkan dirimu yang lemah itu
Tak tega diriku hanya berpuas mendengar suara lemahmu
Sementara disini berjuta alasan menghalangiku
Aku rindu, Ma.